- Home>
- Alquran hadis >
- kandungan Q.S al an'am 152
Allah SWT memberikan 10 wasiat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah. Hal ini tertuang pada surat Al An'am ayat 152.
Dengan turunnya ayat ini, setiap pemeluk agama Islam wajib berpegang teguh pada wasiat ini.
Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini, yuk!
Arti dari Surat Al An'am Ayat 152
Dinamakan Al An’am karena di dalamnya disebut kata An’am yang berarti hewan ternak.
Surat ini juga membahas tentang hubungan adat istiadat kaum musyrik.
Bagi kaum musyrikin, binatang ternak itu dapat digunakan sebagai hewan persembahan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
back
magnifier
Cari judul artikel
search
menu
ADVERTISEMENT
promo-sembako
Keluarga
Pernikahan & Seks
Parenting
Parenting Islami
Home >
Keluarga >
Parenting Islami
PARENTING ISLAMI
29 Agustus 2022
Kandungan Surat Al An'am Ayat 152, Ada 10 Wasiat dari Allah yang Perlu Ditunaikan
Salah satunya tentang berlaku adil untuk setiap keadaan
0 disukai
0
0 komentar
0
Simpan
Simpan
Bagikan
Bagikan
Kandungan Surat Al An'am Ayat 152, Ada 10 Wasiat dari Allah yang Perlu Ditunaikan
Artikel ditulis oleh Haidir
Disunting oleh Orami
Daftar isi artikel
Arti dari Surat Al An'am Ayat 152
Kandungan Surat Al An'am Ayat 152
Allah SWT memberikan 10 wasiat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah. Hal ini tertuang pada surat Al An'am ayat 152.
Dengan turunnya ayat ini, setiap pemeluk agama Islam wajib berpegang teguh pada wasiat ini.
Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini, yuk!
Arti dari Surat Al An'am Ayat 152
surat al an'am
Foto: surat al an'am
Foto Ilustrasi Membaca Surat Al An'am (Orami Photo Stock)
Surat Al An'am adalah surat ke-6 dalam Alquran.
ADVERTISEMENT
promo-susu-anak
Dinamakan Al An’am karena di dalamnya disebut kata An’am yang berarti hewan ternak.
Surat ini juga membahas tentang hubungan adat istiadat kaum musyrik.
Bagi kaum musyrikin, binatang ternak itu dapat digunakan sebagai hewan persembahan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Selain membahas tentang hewan ternak, dalam surat Al An'am juga menjelaskan tentang 10 wasiat Allah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim atau muslimah.
Hal ini tertuang dalam ayat 151-153.
Melansir Lite Quran berikut bunyi surat Al An’am ayat 152 lengkap dengan tulisan latin beserta artinya:
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ
(Wa lā taqrabū mālal-yatīmi illā bil-latī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah(ū), wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ(i), lā nukallifu nafsan illā wus‘ahā, wa iżā qultum fa‘dilū wa lau kāna żā qurbā, wa bi‘ahdillāhi aufū, żālikum waṣṣākum bihī la‘allakum tażakkarūn(a)
Artinya: “Janganlah kamu mendekati (menggunakan) harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.
Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, lakukanlah secara adil sekalipun dia kerabat(-mu). Penuhilah pula janji Allah. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al An'am: 152)
Surat Al An'am ayat 151-153 dikenal sebagai Washaya ‘Arsy atau wasiat yang sepuluh.
Artinya, ayat tersebut berisi 10 wasiat Allah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim atau muslimah.
Dalam ayat 151 menyebutkan tentang 5 wasiat yang pertama, yaitu:
Tauhid dan larangan berbuat syirik atau mempersekutukan Allah
Berbuat baik kepada orang tua
Jangan membunuh anak-anak karena takut miskin
Jangan mendekati kemaksiatan yang terlihat maupun tersembunyi
Tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah tanpa hak
Sedangkan surat Al An'am ayat 152 menyebutkan 4 wasiat selanjutnya. Berikut uraian lengkapnya:
1. Tidak Memakan Harta Anak Yatim
Siapa pun tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan harta anak yatim untuk tujuan yang tidak berhubungan dengan mereka.
Kecuali kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan memelihara harta anak yatim.
Kegiatan tersebut dapat berupa menginvestasikan hartanya atau dengan menjaga agar hartanya tetap utuh.
Hal ini termasuk juga dengan membayar zakat hartanya jika telah mencapai satu nisab.
Jika anak yatim tersebut sudah dewasa, sekitar usia 15-18 tahun ke atas atau sesuai dengan kondisi sang anak, maka barulah harta tersebut diserahkan kepadanya.
Kedewasaan yang dimaksud pun bukan dilihat dari usianya saja, lho Moms.
Akan tetapi, dilihat juga dari kematangan emosi serta tanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara harta yang ia punya.
2. Sempurnakanlah Takaran dan Timbangan dengan Adil
Maksud dari wasiat ini adalah tidak merekayasa timbangan.
Kaum muslimin tidak boleh mengurangi atau menambah hasil dari timbangan dalam bentuk apa pun.
3. Berlaku Adil dalam Ucapan
Apabila berbicara, seperti saat bersaksi atau memutuskan hukum terhadap seseorang, berbicaralah dengan adil dan jujur.
Berlaku adil dalam ucapan pun bukan hanya kepada keluarga atau kerabat dekat, namun juga untuk orang lain bahkan kepada orang kafir sekalipun.
Keadilan dalam hukum tidak boleh dipengaruhi oleh kasih sayang terhadap keluarga atau perasaan lainnya.
Keadilan dan kebenaran harus ditegakkan di atas segalanya.
Semua itu dilakukan agar masyarakat dapat hidup dengan tenang, damai, dan tenteram.
Hal ini pun tertuang dalam firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
(Yā ayyuhal-lażīna āmanū kūnū qawwāmīna lillāhi syuhadā'a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana'ānu qamin ‘alā allā ta‘dilū, i‘dilū, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a))
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maidah: 8)
4. Memenuhi Janji kepada Allah
Janji kepada Allah di sini adalah janji untuk mematuhi ketentuan yang telah digariskan oleh-Nya, baik dalam bidang ibadah ataupun yang lainnya.
Hal ini diwujudkan dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Seperti yang diterangkan dalam firman Allah:
…وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ
(Wa‘adallāhul-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti minhum magfirataw wa ajran ‘aẓīmā(n))
Artinya: “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Fath: 29)
Memenuhi janji ini akan mendatangkan banyak kebaikan bagi manusia, di antaranya adalah ampunan dan pahala yang besar.
Demikian juga dengan janji yang dibuat dengan orang lain.
Semua janji yang telah dibuat wajib dipenuhi dan haram untuk dibatalkan.
Itulah pembahasan mengenai Surat Al An'am ayat 152 yang perlu dipahami. Dengan mempelajari arti dari ayat ini, semoga kita semua menjadi seorang muslim yang taat. Aamiin.