Islamisasi di kepulauan Maluku dimulai pada awal abad 14 Masehi. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, proses penyebaran agama Islam di Maluku tidak bisa terlepas dari peran ulama dan mubalig Jawa.
Sunan Giri pada tahun 1486 memperkenalkan Islam kepada Raja Ternate bernama Zainal Abidin. Raja tersebut mendapatkan ajaran Islam dari pesantren Sunan Giri.
Pesatnya perkembangan Islam di Maluku membuat kerajaan-kerajaan di Maluku turut memeluk Islam. Maluku memiliki empat kerajaan besar Islam yaitu Jailolo, Ternate, Tidore dan Bacan.
Kerajaan Jailolo
Kerajaan Jailolo merupakan kerajaan tertua di Maluku. Kerajaan ini terletak di pesisir utara pulau Seram dan sebagian Halmahera. Kerajaan Jailolo berdiri sejak 1321 dan mulai memeluk Islam setelah kedatangan mubaligh dari Malaka.
Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate berdiri pada sekitar abad 13 Masehi. Kerajaan ini terletak di Maluku Utara dan memiliki ibukota di Sampalu.
Islamisasi di kerajaan Ternate dilakukan oleh ulama-ulama dari Jawa, Melayu dan Arab. Kerajaan Ternate resmi memeluk Islam setelah raja Zainal Abidin belajar Islam oleh Sunan Giri pada tahun 1486 Masehi.
Corak ekonomi kerajaan Ternate adalah perdagangan rempah-rempah. Kerajaan ini merupakan produsen utama rempah-rempah dengan kualitas terbaik.
Kerajaan Ternate sering disinggahi oleh pedagang rempah-rempah dari Jawa, Cina dan Timur Tengah. Kerajaan Ternate juga mengembangkan kota pelabuhan sebagai pusat aktivitas dagang rempah-rempah
Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore terletak di sebagian pulau Halmahera dan sebagian pulau Seram. Kerajaan Tidore mulai memeluk Islam pada sekitar akhir abad 15 Masehi.
Sultan Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah Cirali Lijitu yang bergelar Sultan Jamaludin. Sultan Jamludin masuk Islam berkat jasa dari seorang mubaligh bernama Syekh Mansyur